Pages

Ads 468x60px

Kamis, 10 Juli 2014

Strategi Pendidikan Karakter yang Efektif dan Inovatif


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini Indonesia sedang mengalami krisis multidimensional (politik, ekonomi, social, diintegrasi bangsa). Hal tersebut salah satunya dikarenakan jabatan penting dalam negeri ini dipegang oleh orang yang kurang professional dan tidak berkarter. Tidak berkarakternya pemimpin negeri ini terlihat dengan maraknya korupsi yang seolah-olah telah menjadi budaya bangsa.
Jika kita lihat pendidikan di Indonesia masih menekankan pada aspek kognitif. Sekolah hanya memberikan apa yang tercantum di dalam kurikulum tanpa adanya perhatian lebih terhadap pembentukan karakter dan moral peserta didik. Peserta didik masih disibukkan terhadap ujian nasional, nilai rapor, dan sebagainya.
Masyarakat masih tersetting dengan mindset bahwa kesuksesan seorang anak tergantung pada angka-angka yang tertera pada rapor mereka. Hasilnya peserta didik tidak lagi memperhatikan proses belajar namun langsung pada hasilnya. Oleh karena itu perlunya pendidikan karakter dan moral bagi peserta didik untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkarakter.
Karakter berkaitan erat dengan penilaian baik buruhnya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolak ukur yang dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang. Oleh karena pada dasarnya karakter seseorang dapat diubah. Sedangkan pendidikan berkarakter merupakan  system  pendidikan yang  digunakan untuk membentuk karakter individu yang sesuai dengan tujuan  pendidikan.
Tujuannya adalah membentuk pribadi peserta didik supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Individu yang berkarakter  adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan spiritulanya. Jadi pendidikan karakter ini diharapakan mampu membentuk individu yang jujur, bertanggungjawab, berperilaku sesuai nilai dan norma yang ada.

Strategi pendidikan karakter:
            Berkenaan dengan urgensi masalah pendidikan karakter di Indonesia perlu adanya suatu langkah nyata. Adanya lembaga atau wadah yang menerapakan sistem pendidikan tersebut. Banyak yang menyarankan system pendidikan berkiblat pada Negara Barat yang terbukti sudah maju, maju dalam hal pembangunan bangsanya. Namun, jila kita lihat secara teliti, toh Negara maju separti Jepang nyatanya tak benar-benar berhasil dalam membangun moral produk didikannya. Misalnya saja praktek hara kiri,yang memperlihatkan secara nyata bahwa kesuksesan yang diraih Negara Sakura tersebut nyatanya tidak membuat mereka puas.
            Strategi pendidikan berkarakter yang diharapkan adalah  yang mampu membuat peserta didik memahami dirinya, tujuan hidup dengan berpendidikan sehingga outuput yang dihasilkan adalah orang-orang yang berkarakter dan  professional yang mampu membawa negeri ini dalam kemajuan pada akhirnya.
Menurut saya strategi yang tepat guna adalah pendidikan di pesantren dan  pendidikan prophetic.
Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang berkarakter pribumi, sehingga pengajaran melalui pesantren mempunyai kemungkinan besar diterima oleh masyarakat. Pesantren memiliki tujuan meliputi meninggikan moral, mempertinggi semanngat, menghargai nilai-nilai spiritual dan mengajarkann tingkah laku yang sesuai dengan moral. 
Pesantren menanmkan paradigma bahwa segala sesuatu yang dilakukan merupakan suatu ibadah,  jadi ketika berbuat baik maka ia mendapat pahala dan jika berbuat salah maka ia mendapat dosa. Nyatanya konsep sederhana antara baik dan salah inilah yang dianggap mampu membangun karakter dan sebagai bengkel moral. Pesantren memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter peserta didiknya, di sana pesantren harus mampu mengganti lingkungan eksternal anak yaitu keluarga yang ditinggalkan, sekolah formal, dan lingungan masyarakat pada umumnya.
Konsep pendidikan yang diajarakan  yaitu konsep keteladanan, kepekaan emosi, dan penegakan aturan. Keteladanan merupakan konsep bahwa pada dasarnya anak suka meniru, maka di pesantren ia ditunjukkan dengan  hal-hal yang patut dicontoh misalnya keteladanan dari kyai itu sendiri. Kepekaan emosi merupakan membangun emosi anak melalui cerita atau contoh langsung tentang kejadian kurang menyenangkan, misalnya anak diberi cerita tentang tsunami maka akan membangun emosi anak  untuk menempatkan dirinya seolah-olah menjadi korban. Hal ini akan membangun emosi anak untuk menjadi pribadi yang pengais, mau menolong.
 Konsep berikutnya adalah adanya penegakan aturan dan tata tertib di pesantren. Yaitu dengan  menindak yang salah, menghukum atau takzir. Secra umum konsep ini dianggap mampu mengubah perilaku seseorang agar mennjadi lebih baik di masa mendatang. Memberi efek jera pada santri diharpakan mampu menurunkan angka pelanggaran aturan. Hal lain adalah memalui cara ini mampu membentuk pribadai anak yang disiplin dan patuh terhadap undang-undang. Bayangkan jika Negeri ini dipimpin olehorang yang berkarakter demikia, pastinya akan memnjadi Negara maju, namun tak dapat dislahkan ketika budaya menjadi kambing hitam akan perilaku tersebut.


Prophetic
            Konsep pendidikan yang sedang trend saat ini adalah model pendidikan prophetic yaitu model pendidikan yang bersumber pada nilai-nilai kenabian. Propheticdiharapkan mampu membangun pribadi anak sesuai dengan  yang diajarakn nabi-nabi. Sebenarnya hamper sama dengan pesantren, namun menurut saya lebih kepada keinovatifinannya yang membuat system ini mudah diterima masyarakat.
            Umat islam sudah memiliki figure berkarakter yang dapat dijadikan contoh, ya Muhammad SAW dengan sifat kenabiannya yang tepat sebagai seorang pemimpin. Sifat tersebut adalah Shidiq(jujur), Amanah( bertanggungjawab), tabliq ( mau menyampaikan informasi), fatonah( cerdas). Dengan kemampuan ini  diharapkan mampu menjadi pemimpin yang menempatkan dirinya pada karakter dan moral yang baik.
            Konsep keteladan yang seperti Muhammad itulah yang ditanamkan dan digembleng kepada peserta didik,sehingga dapat dihasilkan output yang bermoral dan berkarakter. Output tersebut ialah berkarakter jujur, pandai, disiplin, bertanggung jawab,dan sebgainya. Dengan melihat perilaku anak yang suka terhadap tokoh-tokoh heroik, konsep ini dapat dijadikan alternatif untuk pendidikan berkarakter.

Akhirnya, dengan  strategi pendidikan karakter melalui pesantren dan prophetic ini diharapkan mampu menghasilkna generasi penerus yang bermoral dan berkarakter. Dengan demikian mampu memecahkan maslah-masalah multidimensional bangsa, mampu memimpin dengan hati,  dan mampu membwa bangsa ini ini menjadi bangsa yang berkarakter dan bermoral. Amin ^^

0 komentar:

Posting Komentar