Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini
Indonesia sedang mengalami krisis multidimensional (politik, ekonomi, social,
diintegrasi bangsa). Hal tersebut salah satunya dikarenakan jabatan penting
dalam negeri ini dipegang oleh orang yang kurang professional dan tidak
berkarter. Tidak berkarakternya pemimpin negeri ini terlihat dengan maraknya
korupsi yang seolah-olah telah menjadi budaya bangsa.
Jika kita lihat pendidikan di Indonesia masih
menekankan pada aspek kognitif. Sekolah hanya memberikan apa yang tercantum di
dalam kurikulum tanpa adanya perhatian lebih terhadap pembentukan karakter dan
moral peserta didik. Peserta didik masih disibukkan terhadap ujian nasional,
nilai rapor, dan sebagainya.
Masyarakat masih tersetting dengan mindset bahwa
kesuksesan seorang anak tergantung pada angka-angka yang tertera pada rapor
mereka. Hasilnya peserta didik tidak lagi memperhatikan proses belajar namun
langsung pada hasilnya. Oleh karena itu perlunya pendidikan karakter dan moral
bagi peserta didik untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkarakter.
Karakter berkaitan erat dengan penilaian baik
buruhnya tingkah laku seseorang didasari oleh bermacam-macam tolak ukur yang
dianut masyarakat. Karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang. Oleh
karena pada dasarnya karakter seseorang dapat diubah. Sedangkan pendidikan
berkarakter merupakan system pendidikan yang digunakan untuk membentuk karakter individu
yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Tujuannya adalah membentuk pribadi peserta didik supaya
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Individu
yang berkarakter adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan, dirinya, sesama,
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan
mengoptimalkan potensi dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan spiritulanya.
Jadi pendidikan karakter ini diharapakan mampu membentuk individu yang jujur,
bertanggungjawab, berperilaku sesuai nilai dan norma yang ada.
Strategi pendidikan karakter:
Berkenaan dengan urgensi masalah
pendidikan karakter di Indonesia perlu adanya suatu langkah nyata. Adanya lembaga
atau wadah yang menerapakan sistem pendidikan tersebut. Banyak yang menyarankan
system pendidikan berkiblat pada Negara Barat yang terbukti sudah maju, maju
dalam hal pembangunan bangsanya. Namun, jila kita lihat secara teliti, toh
Negara maju separti Jepang nyatanya tak benar-benar berhasil dalam membangun moral
produk didikannya. Misalnya saja praktek hara
kiri,yang memperlihatkan secara nyata bahwa kesuksesan yang diraih Negara
Sakura tersebut nyatanya tidak membuat mereka puas.
Strategi pendidikan berkarakter yang
diharapkan adalah yang mampu membuat peserta
didik memahami dirinya, tujuan hidup dengan berpendidikan sehingga outuput yang
dihasilkan adalah orang-orang yang berkarakter dan professional yang mampu membawa negeri ini
dalam kemajuan pada akhirnya.
Menurut saya strategi yang tepat guna adalah
pendidikan di pesantren dan pendidikan prophetic.
Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang
berkarakter pribumi, sehingga pengajaran melalui pesantren mempunyai
kemungkinan besar diterima oleh masyarakat. Pesantren memiliki tujuan meliputi
meninggikan moral, mempertinggi semanngat, menghargai nilai-nilai spiritual dan
mengajarkann tingkah laku yang sesuai dengan moral.
Pesantren menanmkan paradigma bahwa segala sesuatu
yang dilakukan merupakan suatu ibadah,
jadi ketika berbuat baik maka ia mendapat pahala dan jika berbuat salah
maka ia mendapat dosa. Nyatanya konsep sederhana antara baik dan salah inilah
yang dianggap mampu membangun karakter dan sebagai bengkel moral. Pesantren
memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter peserta didiknya, di sana
pesantren harus mampu mengganti lingkungan eksternal anak yaitu keluarga yang
ditinggalkan, sekolah formal, dan lingungan masyarakat pada umumnya.
Konsep pendidikan yang diajarakan yaitu konsep keteladanan, kepekaan emosi, dan
penegakan aturan. Keteladanan merupakan konsep bahwa pada dasarnya anak suka
meniru, maka di pesantren ia ditunjukkan dengan
hal-hal yang patut dicontoh misalnya keteladanan dari kyai itu sendiri.
Kepekaan emosi merupakan membangun emosi anak melalui cerita atau contoh
langsung tentang kejadian kurang menyenangkan, misalnya anak diberi cerita
tentang tsunami maka akan membangun emosi anak
untuk menempatkan dirinya seolah-olah menjadi korban. Hal ini akan
membangun emosi anak untuk menjadi pribadi yang pengais, mau menolong.
Konsep
berikutnya adalah adanya penegakan aturan dan tata tertib di pesantren. Yaitu
dengan menindak yang salah, menghukum
atau takzir. Secra umum konsep ini dianggap mampu mengubah perilaku seseorang
agar mennjadi lebih baik di masa mendatang. Memberi efek jera pada santri
diharpakan mampu menurunkan angka pelanggaran aturan. Hal lain adalah memalui
cara ini mampu membentuk pribadai anak yang disiplin dan patuh terhadap
undang-undang. Bayangkan jika Negeri ini dipimpin olehorang yang berkarakter
demikia, pastinya akan memnjadi Negara maju, namun tak dapat dislahkan ketika
budaya menjadi kambing hitam akan perilaku tersebut.
Prophetic
Konsep pendidikan yang sedang trend saat ini adalah model pendidikan prophetic yaitu model pendidikan yang
bersumber pada nilai-nilai kenabian. Propheticdiharapkan mampu membangun
pribadi anak sesuai dengan yang
diajarakn nabi-nabi. Sebenarnya hamper sama dengan pesantren, namun menurut saya
lebih kepada keinovatifinannya yang membuat system ini mudah diterima
masyarakat.
Umat
islam sudah memiliki figure berkarakter yang dapat dijadikan contoh, ya
Muhammad SAW dengan sifat kenabiannya yang tepat sebagai seorang pemimpin.
Sifat tersebut adalah Shidiq(jujur), Amanah( bertanggungjawab), tabliq ( mau
menyampaikan informasi), fatonah( cerdas). Dengan kemampuan ini diharapkan mampu menjadi pemimpin yang
menempatkan dirinya pada karakter dan moral yang baik.
Konsep
keteladan yang seperti Muhammad itulah yang ditanamkan dan digembleng kepada
peserta didik,sehingga dapat dihasilkan output yang bermoral dan berkarakter.
Output tersebut ialah berkarakter jujur, pandai, disiplin, bertanggung
jawab,dan sebgainya. Dengan melihat perilaku anak yang suka terhadap
tokoh-tokoh heroik, konsep ini dapat dijadikan alternatif untuk pendidikan
berkarakter.
Akhirnya, dengan strategi pendidikan karakter melalui
pesantren dan prophetic ini diharapkan mampu menghasilkna generasi penerus yang
bermoral dan berkarakter. Dengan demikian mampu memecahkan maslah-masalah
multidimensional bangsa, mampu memimpin dengan hati, dan mampu membwa bangsa ini ini menjadi
bangsa yang berkarakter dan bermoral. Amin ^^
0 komentar:
Posting Komentar